Geografi
Kehidupan
A. Penyebaran
Makhluk Hidup
Secara alamiah di alam ini terdapat
beraneka ragam jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai lapisan
biosfer, seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara.
Masing-masing kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup yang
terdapat pada satu lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis. Terjadinya
keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain sebagai
berikut.
a. Proses
Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi)
Dalam masa kehidupan suatu jenis
makhluk hidup terjadi proses perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang lebih sempurna. Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan dalam
waktu yang lama sekali.
b. Seleksi
Alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu
lingkungan hidup oleh alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup
yang mampu menyesuaikan diri.
c. Penyesuaian
Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi)
Jika suatu makhluk hidup ingin tetap
tinggal hidup maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di
sekitarnya. Sebagai contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu yang lebih
tipis diban ding kucing yang hidup di daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut
dapat dikatakan telah beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.
Dalam hal penyebaran makhluk hidup,
pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat perbedaan. Bagi kehidupan di
darat penyebaran makhluk hidup dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk
permukaan bumi, ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia
memiliki kecenderungan untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam
yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di
daerah-daerah yang subur dengan persediaan air yang cukup.
B. Pembagian
Wilayah Berdasarkan Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata,
meliputi daerah yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari
iklim disebut Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain meliputi letak garis
lintang, letak tinggi tempat, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan,
pengaruh arus laut, pengaruh topografi dan vegetasi. Iklim berdasarkan letak
garis lintang disebut juga iklim matahari.
1. Iklim
Matahari
Iklim matahari disebut juga iklim
garis lintang, karena didasarkan atas letak lintang suatu wilayah di permukaan
bumi. Iklim ini dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Iklim
tropis, terletak antara 23½º LU – 23½º LS. Cirinya suhu udara selalu tinggi dan
curah hujan juga tinggi.
b. Iklim sub
tropis, terletak antara 23½º – 40o baik di belahan bumi utara maupun belahan
bumi selatan. Cirinya tekanan udara selalu tinggi dan kering. Oleh sebab itu
pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan savana.
c. Iklim
sedang, terletak antara 40o – 66½º baik di belahan bumi utara mapun belahan
bumi selatan. Cirinya daerah ini memiliki empat musim, yaitu musim panas,
gugur, dingin, dan semi.
d. Iklim
dingin atau kutub, terletak antara 66½º – 90º, baik di belahan bumi utara maupun
belahan bumi selatan. Cirinya suhu udara sangat dingin.
Berdasarkan klasifikasi ini Indonesia
termasuk beriklim tropis, karena seluruh wilayah Indonesia berada di antara
garis balik utara (23½º LU) dan garis balik selatan (23½º LS). Ingatkah kalian
bahwa Indonesia berada 6º LU s/d 11º LS.
2. Iklim
Yunghuhn
Yunghuhn membuat klasifikasi iklim
berdasarkan ketinggian tempat dan tanaman budidaya yang dapat tumbuh di daerah
tersebut. Kita tahu bahwa semakin tinggi tempat maka suhu makin dingin. Oleh
sebab itu tanaman budidaya yang dapat tumbuh akan berbeda-beda. Berikut
pembagian iklim menurut Yunghuhn.
C. Menyebutkan
Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang
Persebaran hewan di muka bumi ini
didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara
wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di
suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang
berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan
maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di
pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di
daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah
hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran
hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun
hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya
dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke
tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran
flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace
membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik,
Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk
lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah
persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta
dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a. Wilayah
Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan
Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah
Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput
seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang
hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil
namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan
Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,
kelelawar, dan anjing.
b. Wilayah
Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas
meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara
sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang,
Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi
lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun
kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi.
Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu
Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing
Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini
antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing,
dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
c. Wilayah
Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi
kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan
khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik
Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat
beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci,
kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
d. Wilayah
Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi
Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah
ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan
endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama
(sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah.
Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena
jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies
monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa
e. Wilayah
Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di
kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang
masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini
adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu.
Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis
reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian
antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan
bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
f. Wilayah
Australian
Wilayah ini mencakup kawasan
Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis
mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti
burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil
antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.
g. Wilayah
Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di
kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari
wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu
jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.
h. Wilayah
Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya
mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini
memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung
pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar