1 1. Hubungan
pelaksanaan kerja dan kepuasan kerja
Hubungan antara kepuasan kerja
dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Kekuatan hubungan
mempunyai rentang dari lemah sampai kuat. Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa
atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan
kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki.
Beberapa korelasi kepuasan kerja antara lain:
1. Motivasi
Antara motivasi dan kepuasan kerja
terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan
pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi
kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi
pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2. Pelibatan
Kerja
Hal ini menunjukkan kenyataan dimana
individu secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Karena pelibatan
kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu
didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meningkatkan
keterlibatan kerja pekerja.
3. Organizational
citizenship behavior
Merupakan perilaku pekerja di luar
dari apa yang menjadi tugasnya.
4. Organizational
commitment
Mencerminkan tingkatan dimana
individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap
tujuannya. Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang
sifnifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan
tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
5. Ketidakhadiran
(absenteisme)
Antara ketidakhadiran dan kepuasan
terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan
meningkat, ketidakhadiran akan turun.
6. Perputaran
(turn over)
Hubungan antara perputaran dengan
kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas
organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan
kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
7. Perasaan
Stress
Antara perasaan stres dengan
kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan
kerja akan mengurangi dampak negatif stres.
8.
Prestasi kerja
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan
dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson menggambarkan hubungan timbal
balik antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja
menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih
produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja
atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan
kepuasan.
2. Cara mencegah dan mengatasi
ketidakpuasaan kerja
Ketidakpuasan adalah salah satu hal yang sangat menghambat
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan apalagi para pekerja yang berjuang
mati-matian dalam meningkatkan prestasi kerjanya tapi harus menerima kenyataan
kalau dia belum bisa berhasil. Selain itu juga , faktor-faktor di sekitarnya
yang kurang mendukung mereka untuk meningkatkan prestasi mereka. Ada beberapa
hal yang dapat mencegah agar ketidakpuasaan kerja bisa dihindari, yakni :
1. Memberikan
sedikit pekerjaan yag menantang agar bisa mengasah skill yang dimiliki dan
skill tersebut dapat dikembangkan.
2. Atasan
yang baik dan mengerti keluhan dari bawahan merupakan hal yang penting akan
hasil pekerjaa yang memuaskan.
3. Teman
sekerja (workers) merupaka faktor yang berhubungan dengan hubungan antara
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lainnya.
4. Promosi
kenaikan jabatan
5. Gaji
atau upah kerja
Daftar Pustaka:
Bernadin,
H.J, 7 Russel, J.E.A. 1993. Human Resource Management, An Experimental
Approach. International Edition. New York : McGraw Hill Book Company, Inc.
Dariyo,
A. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Hadipranata,
A.F. 1996. Produktivitas Insani (human Productivity). Buletin Psikologi IV. No.
2. Yogyakarta : Edisis Khusus Ulang Tahun XXXII.
Moeljono,
D. (2006). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT Gramedia.
Tangkilisan,
H, N, S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.