Mempengaruhi Perilaku
Definisi
Pengaruh
Menurut Uwe Becker,
pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait
dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
Menurut Norman Barry,
pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara tertentu,
terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak
merupakan motivasi yang mendorongnya.
Selain itu menurut
Albert R. Roberts & Gilbert pengaruh merupakan wajah kekuasaan yang
diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Sebagai esensi dari kepemimpinan,
pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari
kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan
berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas
untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan
dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan
dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses
mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan
menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis spesifik perilaku yang
digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan
dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah
mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut
sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
1. Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk
mempersuasi pengikut.
2. Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada
pengikut.
3. Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan
sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan
bantuan pengikut.
4. Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah,
agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai
pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta
sesuatu.
5. Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan
dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
6. Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi
indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan
bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
7. Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi
pengikut.
8. Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan
dengan menyatakan kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan kebijakan,
peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
9. Menekan
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya
pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi
pengikut melakukan apa yang diinginkan.
Kunci-kunci perubahan perilaku
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan
sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku
mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975)
Karakteristik perubahan perilaku
a. Fokus kepada perilaku
(prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah
karakter atau sifat seseorang)
-Perilaku
yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau
perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
b. Prosedurnya didasarkan
kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan
prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan
binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
c. Penekanannya kepada
peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan
perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional
dengan perilaku
d. Treatment dilakukan oleh orang
didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih
efektif apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada
dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru,
orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
e. Pengukuran perubahan perilaku.
Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat
perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat
apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
f. Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa
lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada
peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai
dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
g. Menolak hipotetis
yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan
terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau
dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
Daftar Pustaka:
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik.
Yogyakarta : FISE UNY
Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Anshoriy. N. (2008) Dekontruksi kekuasaan. Yogyakarta
: PT LKiS pelangi aksara Yogyakarta
Malayu, H. (2008). Manajemen sumber daya alam manusia.
Jakarta: Bumi aksara
Robbins. S. & Judge. T. (2008) prilaku organisasi.
Jakarta : salemba empat
k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar